Selamat Datang, di Web SMK Negeri 1 Laguboti

8/05/2010

Fenomena Guru Dalam Mengejar ICT


Guru memang harus berada didepan membukakan pintu gerbang menuju masa depan anak didiknya. Menghadapi perkembangan dunia teknologi informasi khususnya internet, seorang guru akan sangat ketinggalan bila sedikit pun beliau tidak mau minimal kenal dengan yang namanya internet.


Sementara anak-anak pelajar saat ini untuk urusan internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, artinya informasi yang mereka dapat sudah lebih up to date. Bila ini tidak diimbangi oleh SDM para Guru boleh jadi sekolah bagi siswa hanyalah rutinitas keharusan agar diakui statusnya sebagai seorang pelajar dalam pergaulannya.

Intinya, dengan internet tanpa sekolah pun mereka dapat ilmu pengetahuan, referensi, artikel dan sebagainya, dan tentu saja dibalik itu ada unsur yang berbau negatif di sana. Coba bayangkan, seandainya dunia kerja kita tidak menulis syarat ijazah pada persyaratan lamaran, bisa jadi Sekolahan hanya menjadi bangku-bangku kosong, bila ada siswa pun karena terpaksa, sebab sekolah sekarang bukannya biaya makin murah namun makin berat bagi orang tua siswa. Bisa jadi sekolah formal bukan lagi suatu keharusan di tahun-tahun yang akan datang.

Keadaan ini harus segera di cermati oleh dunia pendidikan kita.

Berbagai dana dikucurkan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, pendidik dan sarana prasarana bagaikan air mengalir di tanah gersang.

Dari sisi seorang Guru, dunia teknologi informasi merupakan dunia yang sulit dicerna karena keterbatasan kemampuan dan waktu. Beliau-beliau sudah menjalankan tugas sebelum internet ada. Ditambah rutinitas sehari-hari dalam sekolah tentunya menjadi semakin sulit untuk sekedar berinteraksi melalui internet. Sementara realita-nya, dunia saat ini tidak bisa lepas dari internet.

Sungguh posisi yang sangat sulit bagi seorang Guru pada dewasa ini. Permasalahan kelengkapan PBM yang menumpuk, persyaratan administrasi kelihatan bertélé-télé (dalam mencairkan uang sertifikasi, walaupun dengan terpaksa guru melengkapi berkas sementara pencairan dana sertifikasi tidak cair tepat waktu. Ditambah lagi dana belum cair sudah diminta lagi untuk melengkapi berkas), Gaji guru yang relatif masih rendah. Deraan ekonomi mengharuskan seorang Guru harus berfikir Seribu kali dalam mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Rasanya tidak adil bila kita semua menuntut beliau-beliau untuk berlaku sebagaimana mestinya secara proporsional.

Apabila dana pendidikan anak-anak Guru ditanggung pemerintah, sertifikasi cair tepat waktu serta administrasi dan birokrasi lancar, kita baru bisa menuntut kinerja Guru secara maksimal.
Akumulasi dari berbagai persoalan di lembaga pendidikan adalah wajar bila sekolahan dijadikan semacam industri. Yang mana sekolahan dijadikan ajang bisnis, tidak lain hanya untuk mencukupi kebutuhan ekonomi. Yang pada akhirnya munculah berbagai korupsi, mark up, dan sebagainya.

Munculnya lembaga pendidikan swasta, kualitas swasta justru jauh lebih tinggi dari pada pendidikan hasil dari produk pemerintah (negeri). Ironisnya pemerintah berani mengeluarkan target minimal nilai bagi suluruh siswa. Sehingga hampir seluruh hidup siswa untuk mengejar target tersebut, pagi belajar di sekolah, sore harus lari ke lembaga pendidikan swasta, begitu seterusnya. Secara tidak sadar kita telah ikut menciptakan generasi nomerik tanpa menyentuh nilai-nilai luhur kemanusiaannya. Terciptalah manusia-manusia brutalisme, terciptalah manusia tanpa budaya indonesia dan seterusnya. Dunia Pendidikan Indonesia mulai lemah, sangat tertinggal kualitasnya dengan negara-negara tetangga.
Sementara kebijakan-kebijakan pendidikan indonesia selalu terkait dengan partai politik. Dunia pendidikan hanyalah isu yang dijadikan senjata partai politik dalam meraih tujuan golongannya. Tidak terpikir sedikitpun dari beliau-beliau bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan indonesia secara menyeluruh.
Persoalannya sekarang sudah menjadi benang kusut yang entah dimulai dari mana untuk mengurainya. Bila kita mengharap kualitas pendidikan menjadi lebih baik, tentu sarana dan prasarana pendidikan juga harus yang memadai. Demikian pula para guru yang jelas-jelas bekerja untuk mencipta generasi bangsa kedepan, dan tidak kalah penting beliau-beliau di instansi-instansi yang terkait dengan pendidikan harus bekerja secara profesional dalam bidangnya.

Begitu sulitkah untuk mensejahterakan Guru mengingat kredibilitas mereka adalah bentuk kedepan indonesia ???