Selamat Datang, di Web SMK Negeri 1 Laguboti

4/10/2012

Sekolahku Sayang Sekolahku Malang



Sang Ayah berkata pada anaknya, “ Nak, bersekolahlah di tempat terbaik di kota ini. Jangan khawatir masalah biaya, untuk pendidikamu ayah pasti punya uang untuk itu. Dengan sekolah di tempat terbaik kau akan bisa mendapatkan kesuksesan dan bisa membanggakan ayah dengan gelar dan pekerjaanmu kelak.”
Sekolah tak pernah salah, sekolah adalah sesuatu hal yang baik untuk seluruh masyarakat. Yang salah itu orang-orang yang bergelut di dalam system pendidikan dan membuat perubahan-perubahan seenak jidatnya.
Tak ada yang salah dengan harapan orang tua terhadap anaknya agar bisa menjadi sukses kelak dengan gelar yang dia dapatkan, Karena pengharapan besar adalah hal yang terbaik untuk memacu kita ke arah yang lebih baik. Yang salah adalah hegemoni yang disebarluaskan oleh orang-orang berkuasa yang memiliki kepentingan bahwa sekolah hanya menjadi tempat mencetak lulusan untuk memenuhi pasar tenaga kerja. Dan ukuran sukses ketika mendapatkan gelar sarjana, kerja dengan gaji yang lumayan, menikah, dapat anak dan meninggal dalam keadaan serba indah.
Sekali lagi, tak ada yang salah jika sang Ayah meminta anaknya untuk bersekolah di sekolah terbaik di kota tempat mereka menetap. Karena setiap orang tua pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya termasuk masalah pendidikan. Yang salah itu adalah orang-orang yang mengelola system pendidikan dan membuat mutu pendidikan antara satu sekolah dengan sekolah yang lain tidak merata.
Dan tidak ada kata salah untuk orang tua yang ingin berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya sekalipun dengan biaya mahal. Namun, yang salah ada beberapa pihak yang menutup mata akan realitas di sekitar kita. Masih banyak orang-orang yang ingin bersekolah, tetapi tidak punya biaya. Untuk mencari apalagi, akhirnya mereka yang menutup mata berbicara dengan angkuh, “ Untuk mendapatkan barang terbaik tentunya harus dengan biaya tinggi. Begitu juga dengan sekolah. Pendidikan itu butuh biaya yang tinggi”.
Senang melihat orang tua yang selalu memberikan semangat pada anaknya untuk bisa mengikuti jenjang pendidikan yang ada. Namun, sedih karena hal itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
 
Karena pendidikan dianggap sudah menjadi kebutuhan primer oleh masyarakat hari ini, Akhirnya pendidikan dijadikan komiditi pasar, sekolah unggul (semisal : Sekolah Bertaraf Nasional (SBN) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan alibi sekolah tersebut memiliki kualitas pendidikan “terbaik”, akhirnya para pengelola tidak segan memberikan biaya yang melambung tinggi untuk mereka yang ingin mencicipi sekolah unggul. Dapat ditebak kisahnya untuk mereka yang tidak mampu membayar mahal, akan terdepaklah mereka.
 
Sangat miris melihat realitas hari ini. Seandainya saja para pencetus sekolah di masa lampau bisa memantau kita dari dunia lain, mungkin saja mereka akan menangis karena melihat tujuan mulia mereka ternyata disalahgunakan oleh manusia serakah hari ini.
Tak akan ada lagi Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani (Di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung). Yang ada hari ini di depan tak bisa memberi contoh, di tengah mematikan semangat dan kreatifitas, dari belakang hanya datang memaksa.
Panjang Umur Pendidikanku.
Jangan pernah lelah menunggu para pembaharu layaknya Ki Hajar Dewantara selanjutnya.